BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada masa sekarang,
guru hampir menyaingi profesi seorang dokter. Maksudnya, profesi menjadi
seorang guru banyak diminati oleh masyarakat. Oleh karena itu tidak dapat
dipungkiri bahwa banyak guru-guru di Indonesia yang kiranya kurang tepat
sasaran. Dalam artian, ada guru yang tidak memiliki dasar pendidikan keguruan.
Ada guru bidang study yang tidak berasal dari bidang study yang diajarkannya
sehingga menjadi salah fokus.
Namun, hal tersebut
tidak menutup kemungkinan bahwa seorang guru yang mungkin tidak berasal dari
pendidikan keguruan, atau mungkin bidang study yang tidak sesuai dengan
keahliannya justru dapat mengajar dengan baik. Banyak yang menyebabkan tingkat
profesionalitas guru dalam menyampaikan materi atau mengajar menjadi meningkat.
Salah satunya adalah menejemen. Guru dengan memegang menejemen dengan baik,
akan mampu menjadi guru yang baik atau profesional.
Dalam makalah ini,
akan dijelaskan mengenai hal-hal yang harus dimanag dengan baik oleh seorang
guru. Maksudnya di sini adalah, ada hal-hal yang harus dilakukan oleh seorang
guru dalam upaya untuk meningkatkan kinerja dan meraih tujuan pendidikan atau
pembelajaran. Dengan demikian, guru yang tercipta adalah guru yang profesional
dan mampu mengajar dengan baik.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang harus dimiliki atau
disiapkan oleh seorang guru agar dapat mengajar dengan baik dan mampu mencapai
tujuan pembelajaran?
2.
Apa yang dimaksud dengan
perencanaan pembelajaran?
3.
Bagaimana mengelola dan
mengembangkan strategi?
4.
Bagaimana mengembangkan media
dan sumber belajar?
5.
Apa yang dimaksud dengan
evaluasi terhadap proses dan hasil pembelajaran?
6.
Bagaimana peran guru dalam
bimbingan dan konseling?
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Perencanaan
atau Merencanakan Pembelajaran
a.
Arti
perencanaan pembelajaran
Pembelajaran adalah proses
interaksi antara peserta didik dengan smber dan lingkungan untuk mendapat
pengetahua dan keterampilan baru sekaligus membina sikap menuju kepribadian
yang sempurna. Untuk itu maka pembelajaran harus direncanakan sedemikian rupa,
sejak dari perangat yang harus disiapkan sebelum pelaksanaan, pengetahuan dan
keterampilan guru, sampai pada materi, sasaran dan tujuan yang harus dicapai.
Perencanaan adalah
menyusun langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yag telah
ditentukan. Perencanaan tersebut dpat disusun berdasarkan kebutuhan dalam
jangka wakt tertentu seuai dengan keinginan pembuat perencanaan.
Dengan perencanaan seorang guru
dalam melakukan rekayasa tentang apa yang akan diciptakan di kela, sosok
seperti apa yang akan dihasilkan oleh kegiatan pembelajaran. Untuk itu, maka
dalam perencanaan sudah tergambar apa yang menjadi tujuan pembelajaran,
bagaimana cara mencapainya, apa alat bantu, media pa yang mendukung untuk
pencapaia tersebut, sampai apa alat ukur untuk mengetahui ketercapaian tujuan
sebagaimana yang diinginkan.
b.
Bentuk-bentuk
Perencanaan Pembelajaran
Adapun bentuk-bentuk
perencanaan pembelajaran yang harus disiapkan oleh seorang guru adalah sebagai
berikut:
·
Silabus, adalah komponen perencanaan dimana
seorang guru menetapkan tujuan pembelajaran apa yang harus dicapai dalam
kegiatan baik secara keseluruhan maupun tahapan-tahapan. Dalam silabus, harus
tergambar pengelompokan materi, strategi apa yang harus dipilih untuk
menyampaikan materi, sumber dan media apa yang harus dipilih dan digunakan agar
mendukung kegiatan, sampai berapa banyak waktu yang dibutuhkan dalam mencapai
tujuan, dan terakhir adalah apa alat ukur yang tepat untuk mengetahui
keberhasilan pembelajaran.
·
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP, adalah
rancangan pembelajaran untuk satu atau dua mungkin juga tiga kali pertemuan.
RPP adalah pecahan dari rancangan pembelajaran silabus, maka bentuknya lebih
rinci dan ebih detail dari pada silabus. Dalam silabus terdapat identitas
pembelajaran, tujuan, dan materi apa yang akan diajarkan pada pertemuan
tersebut, bagaimana langkah-langkah tiap menit yang harus dilakukan guru untuk
menyampaikan materi, apa dan bagaimana penggunaan sumber dan media pembelajaran,
sampai kepada penyusunan evaluasi atau penilaian, naskah, dan cara
penggunaannya.
·
Kriteria Kelulusan Minimal atau KKM, adalah
rencana keberhasilan satu mata pembelajaran yang ditetapkan sebelum pelaksanaan
dimulai. Iu artinya seorang guru harus menetapkan target terukur yang akan
dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Target itulah yang kemudian menjadi acuan
dalam memacu, memaksimalkan segala potensi, mengefektifkan berbagai kegiatan,
dan lain sebagainya.
c.
Pentingnya
perencanaan pembelajaran
Perencanaan pembelajaran perlu
dilakukan untuk mengkoordinasikan komponen pembelajaran berbasis kompetensi.
Yakni kompetensi dasar, materi standar, indikator hasil belajar, skenario
pengajaran, dan penilaian berbasis kelas.
2.
Pengelolaan
dan Mengembangkan Strategi
a.
Arti
strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan
pendekatan umum serta rangkaian tingkatan yang akan diambil dan digunakan guru
untuk memilih beberapa metode pembelajaran yang sesuai dalam pembelajaran.
Misalnya strategi pembelajaran yang menuntut partisipasi aktif peserta didik,
tentunya tak akan banyak menggunakan metode ceramah. Secara sederhana, strategi
adalah pilihan-pilihan yang harus dibuat dan dilakukan oleh guru tentang waktu,
materi, dan media agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan
efisien.
b.
Memilih
dan mengembangkan strategi
Beberapa hal yang harus
dipertimbangkan dalam memilih dan menetapkan strategi pembelajaran adalah
sebagai berikut:
·
Berdasarkan materi dan tujuan, strategi dipilih
dan ditetapkan harus dilihat dulu, apakah sifat materi itu hanya fakta, konsep,
prinsip, atau prosedur. Begitu juga apakah tujuan dari materi itu dominan pada
ranah kognitif, afektif, atau psikomotorik. Strategi dikembangkan harus melihat
secara jeli sifat materi dan tujuannya.
·
Berdasrkan jumlah siswa, ketika mengajar untuk
siswa dengan jumlah lebih banyak dari 20 orang, maka strategi yang dikembangkan
adalah pembelajaran kelompok, sementara bila siswa kurang dari 20 orang mungkin
lebih baik tutorial, bimbingan individu, atau bahkan eksperimen dan lain
sebagainya.
·
Berdasarkan kemampuan guru, dimana juga guru
turut menentukan berbagai strategi yang ditawarkan oleh para ahli berdasarkan
hasil penelitian, tentu guru juga harus membaca dan mempelajarinya terlebih
dahulu. Guru yang belum paham benar atau belum mampu, maka sebaiknya hati-hati
memilih strategi tersebut. Bisa saja strateginya tepat, akan tetapi karena
gurunya tidak menguasai, maka hasilnya akan berantakan.
Beberapa contoh
strategi pembelajaran adalah ceramah, tanya jawab, bercerita, mendongeng,
diskusi kelas, diskusi kelompok, penelitian, membaca buku, curah pendapat,
mewawancarai tokoh, serta mengomentari gambar. Tentang strategi-strategi
praktis ini akan dipilih dan dikembangkan sesuai dengan keadaan, kebutuhan, dan
kemampuan guru.
c.
Menjadikan
strategi bagian dari ciri pribadi
Guru yang kreatif adalah guru
yang memiliki satu ciri khas dikembangkan dari bakat dan kemampuannya sehingga
ia memiliki ciri khas cara mengajar. Beberapa contoh untuk hal tersebut adalah:
·
Memulai pembelajaran dengan do’a.
·
Bercerita dulu baru memulai pembelajaran.
·
Memanggil siswa dengan panggilan yang khas dan
menyenangkan.
·
Membawa alat peraga yang has buatan sendri.
·
Selalu memberi petuah, nasihat yang baik.
·
Membuat penampilan yang menarik, unik, tapi
mendidik.
·
Dan sebagainya...
Jadi, betapa
pentingnya strategi pembelajaran, dan apapun materinya, maka strategilah yang
akan menentukan keberhasilannya. Akhirnya guru dan strategi menyatu dalam
kegiatan pembelajaran dikenal, diingat, dan dijadikan ciri guru profesional
oleh murid-muridnya.
3.
Pengembangan
Media dan Sumber Belajar
a.
Arti
media dan sumber belajar
Menurut Sharon Media adalah salah satu sarana komunikasi berasal
dari bahasa latin medium (diantara) istilah ini merujuk pada apa saja yang
membawa informasi diantara sebuah sumber materi dengan siswa adalah media atau
alat.[1]Dalam
bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan.Heinich, dan kawan-kawan mengemukakan istilah medium sebagai
pengantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima.Apabila media
itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan intruksional atau
mengandung maksud-maksud pengajaran mkaa media itu disebut media pengajaran.[2]
Istilah sumber belajar dipahami sebagai perangkat, bahan (materi),
peralatan, pengaturan, dan orang dimana pembelajaran dapat berinteraksi
dengannya yang bertujuan untk memfasilitasi belajar dan memperbaiki
kinerja.Oleh karena itu, yang dimaksud dengan sumber belajar adalah
sumber-sumber yang mendukung belajar termasuk sistem penunjang materi, dan
lingkungan pembelajara. Sumber disini bukan hanya terbatas pada peralatan dan
bahan yang digunakan dalam proses be;ajar dan mengajar, meainkan juga orang,
anggaran (budget) dan fasilitas. Pendeknya sumber belajar disini
mencakup segala yang tersedia untuk membantu individu belajar dan menunjukkan
kemampuan dan kompetensinya.
Berdasarkan definisi sumber sumebr belajar sebagaimana diberikan d
atas, maka media pembelajaran dan sumber belajar memiliki kesamaan di suatu
sisi dan juga perbedaan disisi lain. Persamaannya, ketika media berfungsi
sebagai sumber untuk membantu individu ddalam proses pembelajaran. Misalnya,
media video yang berisi materi atau bahan pembelajaran digunakan untuk membantu
proses pembelajaran baik dalam ruang kelas maupun di luar kelas, maka kedudukan
media video tersebut sama dengan sumber belajar. Tetapi jika media visual yang
hanya berfungsi sebagai peralatan fisik saja berfungsi sebagai antara sumber
belajar dengan penerima informasi, maka peralatan visual tersebut hanyalah
media dan bukan sebagai sumber belajar.[3]
b.
Mengembangkan media dan sumber belajar
Sebagai satuan pendidikan telah mempersiapkan edia pendidikan atau pembelajaran
terkait dengan pengembangan kurikulum di sekolahnya.Misalnya diawali
pembelajaran atau awal semester, sebuah sekolah telah membeli, menyiapkn
berbagai perangkat, apakah itu globe, peta, buku di perpustakaan, computer,
torshow, laboratorim, bengkel, gambar, dan lain sebagainya. Namun ada juga guru
yang mengajar mengembangkan sendiri media dan sumber belajar yang akan
digunakan.
Untuk itu beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan
media dan sumber beajar adalah sebagai berikut:
a.
Kesesuaian
media dengan materi yang akan dipelajari
b.
Kesesuaian
media dengan tujuan yang aan diperoleh
c.
Kesesuiaian
media dengan kemampuan siswa sebagai pengguna
d.
Kesesuaian
media dengan kemampuan guru dalam menggunakannya
e.
Pentingnya
media dan sumber belajar
Guru yang baik adaalah guru yang dapat mengembangkan media sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan, itu artinyaguru harus dapat merancang media
sesuai dengan kondisi dirinya, sekolah diaman aia bertugas.satu hal lagi yang
penting adalah apakah media itu memang paling baik untuk embelajaran itu.
Hal di atas akan mendkung satu upaya menjadikan pendidikan dan
pembelajaran lebih ditekankan pada proses mencapai hasil dan tujuan, bukan
semata-mata ketulusan atau nilai akhir dari sebuah kegiatan.Mediaa dan sumber
balajar adalah pendukung utama proses kegiatan pembelajaran.[4]
4.
Evaluasi
terhadap proses dan Hasil Pembelajaran
a.
Arti
evaluasi pembelajaran
Arifin mengemukakan bahwa pada hakikatnya evaluasi adalah suatu
proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan
arti) dari pada sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan keriteria tertentu dalam
rangka mengambil suatu keputusan.
Dalam proses evaluasi harus ada pemberian pertimbangan yan pada
dasarnya merupakan konsep dari evaluasi. Melalui pertimbangan inilah ditentukan
nilai dan arti dari suatu yang sedang di evaluasi.[5]
Kegiatan evaluasi menjadi bagian penting dari komponen pendidikan
dan pembelajaran.Sebaik apapun kegiatan perencanaan, strategi dan media yang
dikembangkan, namun bila evaluasi tidak ditetapkan secara tepat dan benar, maka
kegiatan pendidikan tidak dapat dikatakan berhasil. Jadi evaluasi akan turut
menentukan keberhasilan pendidikan dan pembelajaran.
b.
Memilih
dan mengembangkan evaluasi pembelajaran
Dari berbagai materi yang diajarkan, bertingkatnya kemampuan siswa
yang aan dicapai, serta beragamnya strategi yang telah diterapkan, maka
evaluasi akan turut menentukan cara mengukur keberhasilannya. Penilaian harus
digunakan sebagai proses untuk mengukur dan menentukan tingkat ketercapaian
kempetensi, dan sekaligus untuk mengukur efektivitas proses belajar mengajar.
Menurut jenisnya penilaian terbagi dua yakni tes dan non tes. Tas
dapat dikembangkan dalam bentuk tertulis, lisan, perbuatan seperti unjuk kerja,
proyek dan hasil kerja. Sementara itu
non tes dapat dilakukan dalam bentuk observasi sikap, minat, dan
portofolio.Tentu masih banyak lagi jenis tes lainnya yang kini terus diteliti,
diuji coba dan dikembangkan.
Saat ini sesuai dengan perkembangan kurikulum, evaluasi yang paling
banyak dikembangkan oleh para guru adalah penilaian berbasis kelas.Penilaian
ini dilakukan secara terpadu dengan pembelajaran, menggunakan multimetode,
menyeluruh dan berkesinambungan, sehingga mampu mendorong siswa untuk lebih
berprestasi. Penilaian dengan cara ini adalah bagian dari penerapan KTSP yang
prakteknya melakukan pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang
hasil belajar siswa.
c.
Pentingnya
evaluasi untuk tindak lanjut
Penilaian yang dilakukan oleh seorang guru terhadap siswa tentu
bukan hanya sekedar informasi tentang keberhasilan pembelajaran, akan tetapi
lebih dari itu penilaian akan memberikan berbagai hal terkait dengan siswa,
masyarakat, dan program pendidikan secaa keseluruhan. Khususnya untuk penilaian
berbasis kelas, maka beberapa manfaat yang dapat diperoleh adalah sebagai
berikut:
·
Penilaian
kelas, akan member umpan balik kepada siswa agar mengetahui kekuatan dan
kelemahan dalam proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi.
·
Penilaian
kelas akan memberikan pemantauan kemajuan dan mendiagnosa kesulitan apa yang
dihadapi siswa dalam proses pembelajaran.
·
Penilaian
kelas sangat bermanfaat bagi guru dalam merancang pembelajaran berikutnya,
dimana masukan hasil semester akan dikaji ulang, diperbaiki serta dipertahankan
atau dikembangkan pada sisi tertentu dari sebuah pembelajaran.
·
Penilaian
kelas akan memberikan informasi pada orang tua dan masyarakat tentang kegiatan
pembelajaran, apakah sudah berjalan efektif atau efisien atau bahkan
sebaliknya.[6]
5.
Bimbingan
dan Konseling
a.
Pengertian
bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konseling merupakan dua istilah yang sering
dirangkaikan bagaikan kata majemuk.Banyak ahli yang berusaha merumuskan
pengertian bimbingan dan konseling.Dalam merumuskan kedua istilah ini mereka
memberikan tekanan pada aspek tertentu dari kegiatan tersebut.
Menurut Rochman Natawidjaja bahwa bimbingan adalah proses pemberian
bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu
tersebut dapat memahami dirinya sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat
bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat.
dengan demikian dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan
sumbangan yang berarti.
Menurut James P.Adam konseling adalah suatu pertalian timbale balik
antara dua orang individu dimana yang seorang (konselor) membantu yang lain
(klien) supaya dia dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubungannya dengan
masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang.
b.
Taksonomi
Bimbingan
Terdapat tiga ragam bimbingan yaitu:
·
Bimbingan
karier, adalah bimbingan yang dapat diberikan guru kepada siswanya tentang dnia
kerja yang akan dipilih setelah tamat sekolah. Guru dapat memberikan gambaran,
pilihan-pilihan karier, tuntutan kerja dengan potensi yang dimiliki siswa,
sampai pada resiko yang harus dihadapi.
·
Bimbingan
akademik, adalah dimana guru member pelayanan terhadap cara belajar siswa,
beberapa kelemahan yang dimiliki, kemudian cara mengatasinya, cara-cara
mengoptimalkan kemampuan agar dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
Bimbingan akademik dilakukan guru dengan cara mengetahui atau mendiagnosa
berbagai persoalan dan keadaan siswa secara lengkap.
·
Bimbingan
pribadi sosial. Banyak hal yang dihaddapi siswa, apalagi itu persoalan siswa
dengan guru, siswa dengan siswa lain, siswa dengan orang tua atau juga siswa
dngan anggota masyarakat. Semua itu sedapat mungkin harus mendapat perhatian
dari guru. Guru memiliki tugas untuk memberikan bimbingan bagaimana mengenali
masalh, mengatasi masalah, sampai pada mengembangkan kepribaddian kuat dalam
mengahadapi masalah yang sedang dan akan terjadi.[7]
c.
Peranan
guru dalam bimbingan dan konseling di sekolah
Peranan guru dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah
dibagi menjadi dua: (1) tugas guru dalam layanan bimbingan di kelas (2) tugas
guru dalam layanan bimbingan di luar kelas.
1)
Tugas
guru dalam layanan bimbingan di kelas
Guru perlu mempunyai gambaran yang jelas tentang tugas-tugas yang
harus dilakukannya dalam kegiatan bimbingan. Kejelasan tugas ini dapat
memotivasi guru untuk berperan secara aktif dalam kegiatan bimbingan dan mereka
merasa ikut bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan itu.
Perilaku guru dapat mempengaruhi keberhasilan belajar, misalnya
guru yang bersifat otoriter akan menimbulkan suasana tegang, hubungan guru
dengan siswa menjadi kaku, keterbukaan siswa untuk mengemukakan kesulitan
belajarnya menjadi terbatas, dan sebagainya. Berikut beberapa peranan gru dalam
proses bimbingan pada proses pembelajaran, yaitu:
a)
Melaksanakan
kegiatan diagnostic kesulitan belajar. Dalam hal ini guru mencari atau
mengidentifikasikan sumber-sumber kesulitan belajar yang dialami siswa dengan
cara:
·
Menandai
siswa yang diperkirakan mengalami masalah, dengan meihat prestasi belajarnya yang
paling rendah atau berada di bawah nilai rata-rata kelasnya.
·
Mengidentifikasikan
mata pelajaran dimana siswa mendapat nilai rendah (dibawah rata-rata kelas)
·
Menelusuri
bidang/ bagian diama siswa mengalami kesulitan yang menyebabkan nilainya
rendah. Dengan demikian dapat ditemukan salah satu sumber penyebab timbunya
kesulitan belajar.
·
Melaksanakan
tindak lanjut, apakah peerlu pelajaran tambahan dengan bimbingan dari guru
secara khusus, atau tindakan-tindakan lainnya.
b)
Guru
dapat memberikan bantuan sesuai dengan kemampuan dan kewenangan nya kepada
mmurid dalam memecahkan masalah pribadi.
2)
Tugas
guru dalam layanan bimbingan di kelas
Tugas guru dalam layanan bimbingan tidak terbatas dalam kegiatan
proses belajar mengajar atau dalam kelas saja, tetapi juga kegiatan-kegiatan
bimbingan di luar kelas. Tugas–tugas bimbingan itu antara lain:
a)
Memberikan
pengajaran perbaikan
b)
memberikan
pengayaan dan pengembangan bakat siswa
c)
Melakukan
kunjungan rumah
d)
Menyelenggarakan
kelompok belajar, yang bermanfaat untuk
·
Membiasakan
anak untuk bergaul dengan teman-temannya, bagaimana mengemukakan pendapatnya
dan menerima pendapat orang lain
·
Merealisasikan
tujuan pendidikan dan pengajaran melalui belajar secara bersama-sama
·
Memupuk
rasa kegotongroyongan[8]
d.
Kerja
sama guru dengan konselor dalam layanan bimbingan
Dalam kegiatan belajar
mengajar sangat diperlukan adanya kerja sama antar guru dengan konselor demi
tercapainya tujuan yang diharapkan. Pelaksanaan tugas pokok guru dalam proses
pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari kegiatan bimbingan, sebaliknya layanan
bimbingan di sekolah di sekolah perlu dukungan atau bantuan guru.
Konselor punya keterbatasan dalam hal yang berkaitan dengan: (1)
kurangnya waktu bertatap muka dengan siswa, hal ini karena tenaga konselor
masih sangat terbatas, sehingga pelayanan siswa dengan jumlah yang cukup banyak
tidak bisa dilakukan secara intensif dan (2) keterbatasan konselor sehingga
tidak mungkin dapat memberikan semua bentuk layanan seperti memberikan
pengajaran perbaikan untuk bidang studi tertentu, dan sebagainya.
Di lain pihak guru juga mempunyai beberapa keterbatasan. Menurut
Koestoer Partowisastro keterbatasan-keterbatasan guru tersebut antara lain:
·
Guru
tidak mungkin menangani masalah masalah siswa yang bermacam-macam, karena guru
tidak terlatih melaksanakan semua tugas itu.
·
Guru
sendiri sudah berat tugas mengajarnya, sehingga tidak mungkin ditambah tugas
yang lebih banyak untuk memecahkan berbagai macam masalah siswa.
Dalam menangani kasus-kasus tertentu, konselor perlu menghadirkan
guru atau pihak-pihak terkait guna membicarakan pemecahan masalah yang dihadapi
siswa.Kegiatan semacam ini dinamakan konferensi kasus dimaa bila guru menemukan
masalah yang sudah berada di luar batas kewenangannya, guru dapat
mengalihtangankan masalah siswa kepada konselor.[9]
BAB
III
SIMPULAN
Hal yang harus dilakukan atau
dimanag oleh seorang guru ada 5 hal, yakni perencanaan pembelajaran,
pengelolaan dan pengembangan strategi, pengembanganmedia dan sumber belajar,
evaluasi, dan bimbingan dan konseling.
Perencanaan adalah menyusun langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk
mencapai tujuan yag telah ditentukan. Perencanaan tersebut dpat disusun
berdasarkan kebutuhan dalam jangka wakt tertentu seuai dengan keinginan pembuat
perencanaan.
Strategi pembelajaran merupakan pendekatan umum serta rangkaian tingkatan
yang akan diambil dan digunakan guru untuk memilih beberapa metode pembelajaran
yang sesuai dalam pembelajaran.
Menurut Sharon
Media adalah salah satu sarana komunikasi berasal dari bahasa latin medium
(diantara) istilah ini merujuk pada apa saja yang membawa informasi diantara
sebuah sumber materi dengan siswa adalah media atau alat
Arifin
mengemukakan bahwa pada hakikatnya evaluasi adalah suatu proses yang sistematis
dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari pada sesuatu,
berdasarkan pertimbangan dan keriteria tertentu dalam rangka mengambil suatu
keputusan.
Menurut
Rochman Natawidjaja bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada
individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat
memahami dirinya sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar
sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat. dengan demikian
dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang
berarti.
Menurut James
P.Adam konseling adalah suatu pertalian timbale balik antara dua orang individu
dimana yang seorang (konselor) membantu yang lain (klien) supaya dia dapat
lebih baik memahami dirinya dalam hubungannya dengan masalah hidup yang
dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang.
DAFTAR
PUSTAKA
Amini.Profesi Keguruan. Medan: Perdana Publishing. 2015
Arsyad, Azhar. Media
Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. 2013
Asrul, dkk.Evaluasi
Pembelajaran. Bandung: CitaPustaka Media. 2014
Soetjipto, dan
Raflis Kosasi.Profesi Keguruan. Jakart: PT Rineka Cipta. 2009
[1] Amini, 2015, Profesi Keguruan, Medan:
Perdana Publishing. Hal. 63
[2] Azhar Arsyad, 2013, Media Pembelajaran,
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Hal. 3
[3] Ibid. 8-9
[4] Amini, 2015, Profesi Keguruan, Medan:
Perdana Publishing. Hal. 63-64
[5]
Asrul, Rudi Ananda, dan Rosnita, 2014, Evaluasi Pembelajaran, Bandung:
CitaPustaka Media, hal. 4
[6] Amini, 2015, Profesi Keguruan, Medan:
Perdana Publishing. Hal. 65-66
[7] Amini, 2015, Profesi Keguruan, Medan:
Perdana Publishing. Hal. 67-68
[8]
Soetjipto, dan Raflis Kosasi, 2009, Profesi Keguruan, Jakart: PT Rineka
Cipta, hal. 107-110
[9] Soetjipto, dan Raflis Kosasi, 2009, Profesi
Keguruan, Jakart: PT Rineka Cipta, hal. 111-112
0 komentar:
Posting Komentar